PEMANFAATAN SIG UNTUK KESEHATAN LINGKUNGAN
Pengertian Kesehatan Lingkungan
HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan
Lingkungan Indonesia): Kesehatan lingkungan ialah suatu kondisi lingkungan yang
dapat menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dengan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan
bahagia.
WHO (World Health Organization):
kesehatan lingkungan ialah suatu keseimbangan ekologi yang harus tercipta
diantara manusia dengan lingkungannya agar bisa menjamin keadaan sehat dari
manusia.
Menurut Pasal 22 ayat (2) UU No
23 tahun 1992 sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan adalah sebagai
berikut:
- Tempat umum: hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis.
- Lingkungan pemukiman: rumah tinggal, asrama atauyang sejenisnya
- Lingkungan kerja: perkantoran, kawasan industri atau yang sejenisnya
- Angkutan umum: kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum
- Lingkungan lainnya: misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dalam keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar-besaran, atau tempat yang bersifat khusus lainnya.
Pengaruh Lingkungan Terhadap
Kesehatan
Menurut Blum ada empat peranan
lingkungan dalam menyebabkan gangguan kesehatan, yaitu :
- Reservoir
Peran
lingkungan sebagai reservoir dapat dijelaskan dengan adanya manusia, hewan dan
benda sebagai tempat berkembang biaknya bibit penyakit. Contoh : air kotor,
sampah dan sebagainya.
- Sebagai Agent ( penyebab penyakit)
Contoh peran
lingkungan sebagai penyebab penyakit : adanya beberapa mikroba penyebab
penyakit baik dari golongan bakteri, jamur, virus maupun protozoa, adanya
zat-zat kimia. Pengaruh di lingkungan, adanya radiasi, tekanan udara, aliran
listrik dan sebagainya.
- Medium Transmisi
Peran
lingkungan sebagai medium transmisi dikarenakan lingkungan dapat berperan
sebagai benda perantara agen. Contoh: udara, air, makanan dan sebagainya.
- Vektor
Peran
lingkungan sebagai penular atau penyebar penyakit dikarenakan di lingkungan
terdapat beberapa hewan yang berperan sebagai vektor penular atau pemindah
bibit penyakit sehingga terjadi penularan. Contoh: lalat, kecoa, nyamuk dan
sebagainya.
Pemanfaatan SIG untuk Kajian
Kesehatan Lingkungan
Sistem informasi geografis
melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki banyak manfaat
termasuk untuk kajian Kesehatan lingkungan. Oleh karena itu, sejak tahun 1990
di Indonesia telah dimulai peningkatan dan perkembangan SIG sebagai bagian
informasi oleh industry kesehatan, baik institusi, kesehatan yang dimiliki
pemerintah maupun swasta.
Sistem informasi geografi dapat
digunakan untuk menentukan distribusi penderita suatu penyakit, pola, atau
model penyebaran penyakit. Penentuan distribusi unit-unit rumah sakit ataupun
tenaga medis dapat pula dilakukandengan SIG (Sistem Informasi Geografi).
Peta Penyebaran
Penyakit Ebola di Afrika Barat – 29 Oktober 2014
(Sumber: World Health
Organization/WHO)
Menurut WHO, SIG (Sistem
Informasi Geografis) dalam Kesehatan masyarakat dapat digunakan untuk hal-hal
berikut.
- Menentukan distribusi geografis penyakit
- Analisis trend spasial dan temporal
- Pemetaan populasi berisiko
- Stratifikasi faktor risiko
- Perencanaan dan penentuan intervensivikasi
- Monitoring penyakit
Sistem Informasi Geografis (SIG)
memiliki beberapa keuntungan dalam metode konvensional yang digunakan dalam
perencanaan, manajemen dan penelitian kesehatan.
- Manajemen Data
SIG memberikan
kemampuan bagi pengguna/user untuk menyimpan, mengintegrasikan, menampilkan dan
menganalisis data dari level molekuler terhadap resolusi satelit kepada
komponen spasial yang diperoleh dari sumber data yang berbeda. Manajemen data
dengan penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat mendukung kegiatan
survailans penyakit yang sangat membutuhkan keberlangsungan/kontinuitas,
sistematika pengumpulan data serta analisis data.
- Visualisasi
SIG merupakan
alat yang akurat untuk menghadirkan informasi spasial terhadap level secara
individual dan melakukan model peramalan/prediksi.
- Analisis overlay
SIG dapat
melakukan analisis secara bersusun dari bagian informasi yang berbeda. Ini
sangat membantu dalam pengambilan keputusan, dan penelitian medis terhadap
pemodelan multi-kriteria yang membantu dalam memahami asosiasi/hubungan antara
prevalensi penyakit dan gambaran yang spesifik.
- Analisis buffering
SIG dapat
menciptakan zona/wilayah buffer disekitar daeerah yang dipilih. Radius 10 km
untuk menggambarkan area Rumah sakit yang dijangkau, atau 1 km disekitar sungai
untuk menandai penularan risiko pencemaran melalui air. Pengguna/user dapat
mengkhususkan ukuran buffer dan mengkombinasikan dengan informasi data
inseidensi penyakit untuk meperkirakan jumlah kasus yang terjadi dalam zona
buffer.
- Analisis statistik
SIG dapat
menyelesaikan kalkulasi spesifik, seperti proporsi populasi dalam suatu radius
tertentu dari suatu pusat kesehatan dan juga mengkalkulasi jarak dan area sebagai
contoh jarak suatu masyarakat ke pusat kesehatan serta area yang dicakup oleh
program kesehatan tertentu (cakupan).
- Query
SIG memberikan
interaksi pertanyaan untuk mendapatkan intisari informasi yang dimasukan dalam
peta, table, grafik, dan juga dapat menjawab pertanyaan dari lokasi, kondisi,
trend dan pemodelan dan pola spasial. SIG secara bertahap diterima dan
digunakan oleh administrator dan ahli kesehatan masyarakat termasuk pengambil kebijakan, ahli statistik, ahli epidemiologi, pegawai dinas kesehatan
provinsi/kabupaten.
Agar mempermudah kalian dalam memahami materi Pemanfaatan SIG untuk Kesehatan Lingkungan, mimin menyisipkan video dari channel Sinau Geografi.
Semoga bermanfaat💪
0 Komentar